Ayolah
Ayo dong, gue pengen waktu cepet berlalu. Gue pengen cepet sekolah terus ketemu sama dia. Hmm, gue terlalu kangen sama dia. Gue kangen keawanya, senyumnya, dll. Ah, pokoknya gue pengen sekolah. Ngga tau kenapa setiap kali libur, gue ngga mau. Ya, walaupun ada maunya sih. Kalo liburan tuh gue ngga bisa ketemu sama dia. Huaah, hari ini masih Sabtu pula. Ayolah, gue pengen waktu cepet berlalu
Surat Untuknya
Udara malam bergelayut membelaiku saat aku menulis surat ini. Masihkah hari-hariku cukup panjang, tak seperti yang telah aku takutkan selama ini? Ya, aku takut kalau-kalau belum sempat diriku menulis surat perpisahan yang terakhir kalinya padanya. Aku divonis mengidap kanker paru-paru lebih dari setahun yang lalu namun rasa malu membuatku menutupi semua rahasia ini padanya , bahkan pada teman-temanku. Kini aku siap untuk meninggalkannya. Selama ini aku selalu bertanya-tanya dan selalu ragu-ragu. Namun sekarang aku yakin dengan keputusan ini. Dia terlalu baik untukku. Aku tidak pantas mendampinginya. Memang, dulu aku sangat egois karena hanya memikirkan perasanku. Tetapi semakin dipikir, semakin yakin aku bahwa aku bukanlah yang terbaik baginya. Jika dia bisa mendapatkan yang lebih cantik, lebih sehat, dan lebih baik dariku, mengapa aku berusaha menghalanginya dan berusaha mendapatkan hatinya? Dia pantas untuk seseorang yang lebih baik dariku. Hanya itu yang bisa kuyakini saat ini. Untuk itulah aku menulis surat ini. Yang terpikir hanya dia dan hanya untuk kebaikannya saja. Beginilah bunyi surat yang sekarang sudah selesai itu. Jakarta, 30 Juli 2010. Aku menanti selama hampir 6 tahun untuk bisa bertemu denganmu lagi. Rasa rindu yang menggelegak sebanding dengan keputusasaanku yang menggunung setinggi Himalaya sebelum ‘ku bertemu denganmu. Semangat hidupku belum habis semuanya, namun keyakinan akan kehilanganmu lagi menghantui pikiranku. Simfoni alam menyatu dalam keheningan ketika kita sama-sama terdiam tak tahu apa yang harus kita bicarakan. Desingan suara ratusan kendaraan menghujani indera telingaku. Namun, masih jelas terngiang suara hatiku sendiri untuk memutuskan hal ini. Keputusanku akan mengubah hidupku dan (mungkin) hidupmu sejak saat ini. Rasakanlah, Sayangku, betapa dalamnya aku mencintaimu. Namun aku tak boleh menengok kembali lagi ke masa lalu kita. Maka, bacalah surat ini dengan segenap jiwamu, janganlah kau menyesali keputusanku karena aku hampir yakin aku telah meninggal waktu kau membaca surat ini. Maafkan aku, kepergianku bukanlah keinginan yang kusengaja. Aku tahu waktuku di dunia tak akan lama lagi. Aku tahu maut akan segera menjemputku jauh sebelum aku tahu kita akan bertemu lagi beberapa hari yang lalu. Sekian lama aku sakit, bahkan sejak aku duduk d bangku SD dan kau pun tahu akan hal ini. Sakit tidaklah melumpuhkanku tetapi mengurangi semangatku untuk bisa memilikimu. Kini aku terserang penyakit baru bernama kanker paru-paru. Kurasa kanker inilah yang akan merenggut nyawaku. Ya, Sayang, aku ingin sekali memiliki-menikahimu-setidaknya hanya untuk sesaat. Namun aku tahu-dan aku paham-tak ada yang bisa diharapkan dari seorang yang penyakitan seperti aku. Aku sadar bahwa aku mungkin adalah pilihan terakhirmu bila di dunia tak ada lagi yang hidup. Kadang, aku berharap engkau cacat, entah buta, bisu, tuli, lumpuh atau apa saja. Kuharap jika kau cacat kau akan melihat diriku dari mata batinmu bukan dari mata fisikmu. Bila kau cacat akan kubuktikan, Sayang, bahwa aku benar-benar mencintaimu. Akan kurawat kau sepenuh hatiku. Sehingga kau menyadari takkan ada seorang pun yang mendampingimu selain aku. Namun kini harapan itu berbalik padaku. Akulah yang sekarang cacat harapan dan lumpuh semangat untuk mencintaimu. Mata hatiku telah mengabur, hidupku berada di ujung jurang kematian, dan hampa telah datang menyelimuti. Kematian adalah yang terbaik bagiku dan Tuhan tak pernah mencabut nyawa hamba-hamba-Nya lebih cepat atau lebih lambat.Aku yakin sekali ketika aku mati nanti, aku masih akan tetap mencintaimu. Aku mencintaimu dulu, sekarang, dan selamanya.. Yang menyayangimu, K.C.P Hawa dingin menyergapku. Bukan karena angin pastinya tetapi oleh kesepianku. Rasa hampa yang sekian lama menyelimuti hatiku dan mengubahnya sedingin es batu. Hingga aku tak ingin jatuh cinta lagi selain dengannya.
***
Lutfi bergegas menuju teras rumah kosnya begitu ia mendengar klakson motor. Rambutnya masih basah sebagian karena ia baru saja mandi. Keningnya berkerut sejenak membayangkan surat apa yang dikirim kepadanya sepagi ini. Keluarganya jarang sekali mengirimi surat lagipula mana ada orang zaman sekarang yang mau bersusah payah menulis surat. Telepon atau sms lebih gampang!!Lebih herang lagi ketika ia membaca siapa nama pengirimnya. Dirinya bertanya-tanya ada apa gerangan sehingga temannya yang baru saja ditemuinya 3 minggu yang lalu mengiriminya surat. Temannya ini memang agak eksentrik, kalau tidak bisa dibilang aneh. Dia secara terang-terangan menunjukkan bahwa ia menyukai Lutfi walaupun mereka hanya bersama-sama pada waktu SD. Kini keduanya bersiap menempuh kuliah di kampus dan kota yang berbeda.Dikeluarkannya isi surat itu dengan rasa tidak sabar campur heran. Sekali-kali mendesah, kadang-kadang mengerutkan kening dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Isi surat itu sangat dalam, perasaan cinta yang begitu tulus, begitu agung dan begitu menyakitkan. Betapa menderita ia selama ini, pikir Lutfi. Jauh di dalam hatinya, ia merasa tersayat-sayat, ia merasa ditampar oleh gadis yang begitu lama dikenalnya namun ia tak pernah tahu perasaannya. Ada segumpal rasa sakit yang memenuhi ruang hatinya dan sedikit rasa tak percaya. Waktu terakhir kali ia berjumpa dengannya, nampaknya temannya itu sehat-sehat saja dan tampak begitu cerah. Ia masih ingat cahaya lembut dari mata itu. Baru disadarinya, itulah yang dinamakan pancaran cinta terpendam. Cinta itu memancar tulus melalui mata.Lambat-lambat ia mulai melangkah di dalam kamar kosnya. Ia ingin menanyakan kabar temannya. Benarkah ia sudah meninggal? Mungkinkah ia meninggal karena kanker paru-paru? Benarkah ia mencintaiku? Rasa keraguan menghinggapi dirinya. Namun kemudian ia membulatkan tekad.“Aku harus menghubungi Kanya,”ucapnya dalam hati.Jemarinya mengetik pesan singkat yang hanya menanyakan kabar. Tetapi niat itu urung dilaksanakan karena ia lebih memilih untuk meneleponnya saja. Lutfi sudah menekan nomor HP Kanya dan kini nada sambung yang didenagrnya.. Sekali, dua kali.. Lima kali dan tak seorangpun mengangkatnya. Di ujung HP, Lutfi gelisah sekali. Dia takut, takut sekali. Takut jika semua ini memang kenyataan. Akhirnya ada jua yang menerima panggilan telepon..“Halo, Assalamu’alaikum,” sapa Lutfi.“Halo, Walaikumsalam,” sapa suara di seberang telepon.“Halo, Kanya?”“Mas Lutfi? Ni Tara adiknya kakak Kanya,” ujar Tara.“Ya, mana kakakmu?” suaranya menjadi tak sabar.“Kakak Kanya sudah meninggal 2 hari yang lalu. Suratnya, kan sudah dikirim ke Mas Lutfi.”“Meninggal? Innalillahi wa inna ilaihi roji’un..”“Iya, eeeh.. kena kanker..”“Ya sudah, terima kasih. Wassalamu’alaikum,” ucap Lutfi seraya menutup panggilan.Lutfi menyalahkan kebodohannya yang tidak cepat menangkap arti surat temannya. Sudah jelas bahwa Kanya memang menderita, menderita karena penyakitnya dan kerena cinta. Sudah terpendam cinta itu sekian lama dan kini sang waktu membeberkannya saat Kanya telah tiada.Rasa sakit dua kali lipat dirasakannya semakin perih. Dia tak mampu berbuat apa-apa dan dia benar-benar terlambat untuk diberitahu tentang kondisi temannya itu. Dia melamun, bingung, dan mulai merasa. Ya, ia mulai merasa bahwa ia tahu ia juga mencintai kanya. Entah sejak kapan cinta itu timbul. Yang jelas sekarang ia benar-benar tak berdaya melawan dorongan cintanya ‘tuk menemui Kanya. Tentu saja hal ini tidak mungkin mengingat dunia yang berbeda telah memisahkan keduanya.Selepas shalat dhuhur, ia membacakan surat yasin untuknya. Ia tidak bisa shalat gaib jadi surat yasin saja dirasanya cukup. Setelah itu ia ingin cepat-cepat makan lalu tidur siang. Lutfi tidak terbiasa tidur siang tetapi kali ini ia memaksakan matanya untuk tidur. Ia ingin sekali bertemu dengan Kanya walau dalam mimpi dan ternyata mimpi itu benar-benar menyergapnya. Dia bermimpi bertemu Kanya dan mereka berdua saling bercengkrama.Adakah cinta dapat terjalin melalui dunia yang berbeda???
Pagi hari saat aku terbangun tiba-tiba ada seseorang memanggil namaku. Aku melihat keluar. Ivan temanku sudah menunggu diluar rumah kakekku dia mengajakku untuk bermain bola basket.“Ayo kita bermain basket ke lapangan.” ajaknya padaku. “Sekarang?” tanyaku dengan sedikit mengantuk. “Besok! Ya sekarang!” jawabnya dengan kesal.“Sebentar aku cuci muka dulu. Tunggu ya!”, “Iya tapi cepat ya” pintanya.Setelah aku cuci muka, kami pun berangkat ke lapangan yang tidak begitu jauh dari rumah kakekku.“Wah dingin ya.” kataku pada temanku. “Cuma begini aja dingin payah kamu.” jawabnya.Setelah sampai di lapangan ternyata sudah ramai. “Ramai sekali pulang aja males nih kalau ramai.” ajakku padanya. “Ah! Dasarnya kamu aja males ngajak pulang!”, “Kita ikut main saja dengan orang-orang disini.” paksanya. “Males ah! Kamu aja sana aku tunggu disini nanti aku nyusul.” jawabku malas. “Terserah kamu aja deh.” jawabnya sambil berlari kearah orang-orang yang sedang bermain basket.“Ano!” seseorang teriak memanggil namaku. Aku langsung mencari siapa yang memanggilku. Tiba-tiba seorang gadis menghampiriku dengan tersenyum manis. Sepertinya aku mengenalnya. Setelah dia mendekat aku baru ingat. “Bella?” tanya dalam hati penuh keheranan. Bella adalah teman satu SD denganku dulu, kami sudah tidak pernah bertemu lagi sejak kami lulus 3 tahun lalu. Bukan hanya itu Bella juga pindah ke Bandung ikut orang tuanya yang bekerja disana. “Hai masih ingat aku nggak?” tanyanya padaku. “Bella kan?” tanyaku padanya. “Yupz!” jawabnya sambil tersenyum padaku. Setelah kami ngobrol tentang kabarnya aku pun memanggil Ivan. “Van! Sini” panggilku pada Ivan yang sedang asyik bermain basket. “Apa lagi?” tanyanya padaku dengan malas. “Ada yang dateng” jawabku. “Siapa?”tanyanya lagi, “Bella!” jawabku dengan sedikit teriak karena di lapangan sangat berisik. “Siapa? Nggak kedengeran!”. “Sini dulu aja pasti kamu seneng!”. Akhirnya Ivan pun datang menghampiri aku dan Bella.Dengan heran ia melihat kearah kami. Ketika ia sampai dia heran melihat Bella yang tiba-tiba menyapanya. “Bela?” tanyanya sedikit kaget melihat Bella yang sedikit berubah. “Kenapa kok tumben ke Jogja? Kangen ya sama aku?” tanya Ivan pada Bela. “Ye GR! Dia tu kesini mau ketemu aku” jawabku sambil menatap wajah Bela yang sudah berbeda dari 3 tahun lalu. “Bukan aku kesini mau jenguk nenekku.” jawabnya. “Yah nggak kangen dong sama kita.” tanya Ivan sedikit lemas. “Ya kangen dong kalian kan sahabat ku.” jawabnya dengan senyumnya yang manis.Akhinya Bella mengajak kami kerumah neneknya. Kami berdua langsung setuju dengan ajakan Bela. Ketika kami sampai di rumah Bela ada seorang anak laki-laki yang kira-kira masih berumur 4 tahun. “Bell, ini siapa?” tanyaku kepadanya. “Kamu lupa ya ini kan Dafa! Adikku.” jawabnya. “Oh iya aku lupa! Sekarang udah besar ya.”. “Dasar pikun!” ejek Ivan padaku. “Emangnya kamu inget tadi?” tanyaku pada Ivan. “Nggak sih!” jawabnya malu. “Ye sama aja!”. “Biarin aja!”. “Udah-udah jangan pada ribut terus.” Bella keluar dari rumah membawa minuman. “Eh nanti sore kalian mau nganterin aku ke mall nggak?” tanyanya pada kami berdua. “Kalau aku jelas mau dong! Kalau Ivan tau!” jawabku tanpa pikir panjang. “Ye kalau buat Bella aja langsung mau, tapi kalau aku yang ajak susah banget.” ejek Ivan padaku. “Maaf banget Bell, aku nggak bisa aku ada latihan nge-band.” jawabnya kepada Bella. “Oh gitu ya! Ya udah no nanti kamu kerumahku jam 4 sore ya!” kata Bella padaku. “Ok deh!” jawabku cepat.Saat yang aku tunggu udah dateng, setelah dandan biar bikin Bella terkesan dan pamit keorang tuaku aku langsung berangkat ke rumah nenek Bella. Sampai dirumah Bella aku mengetuk pintu dan mengucap salam ibu Bella pun keluar dan mempersilahkan aku masuk. “Eh ano sini masuk dulu! Bellanya baru siap-siap.” kata beliau ramah. “Iya tante!” jawabku sambil masuk kedalam rumah. Ibu Bella tante Vivi memang sudah kenal padaku karena aku memang sering main kerumah Bella. “Bella ini Ano udah dateng” panggil tante Vivi kepada Bella. “Iya ma bentar lagi” teriak Bella dari kamarnya. Setelah selesai siap-siap Bella keluar dari kamar, aku terpesona melihatnya. “Udah siap ayo berangkat!” ajaknya padaku.Setelah pamit untuk pergi aku dan Bella pun langsung berangkat. Dari tadi pandanganku tak pernah lepas dari Bella. “Ano kenapa? Kok dari tadi ngeliatin aku terus ada yang aneh?” tanyanya kepadaku. “Eh nggak apa-apa kok!” jawabku kaget.Kami pun sampai di tempat tujuan. Kami naik ke lantai atas untuk mencari barang-barang yang diperlukan Bella. Setelah selesai mencari-cari barang yang diperlukan Bella kami pun memtuskan untuk langsung pulang kerumah. Sampai dirumah Bella aku disuruh mampir oleh tante Vivi. “Ayo Ano mampir dulu pasti capek kan?” ajak tante Vivi padaku. “Ya tante.” jawabku pada tante Vivi.Setelah waktu kurasa sudah malam aku meminta ijin pulang. Sampai dirumah aku langsung masuk kekamar untuk ganti baju. Setelah aku ganti baju aku makan malam. “Kemana aja tadi sama Bella?” tanya ibuku padaku. “Dari jalan-jalan!” jawabku sambil melanjutkan makan. Selesai makan aku langsung menuju kekamar untuk tidur. Tetapi aku terus memikirkan Bella. Kayanya aku suka deh sama Bella. “Nggak! Nggak boleh aku masih kelas 3 SMP, aku masih harus belajar.” bisikku dalam hati.Satu minggu berlalu, aku masih tetap kepikiran Bella terus. Akhirnya sore harinya Bella harus kembali ke Bandung lagi. Aku dan Ivan datang kerumah Bella. Akhirnya keluarga Bella siap untuk berangkat. Pada saat itu aku mengatakan kalau aku suka pada Bella.“Bella aku suka kamu! Kamu mau nggak kamu jadi pacarku” kataku gugup.“Maaf ano aku nggak bisa kita masih kecil!” jawabnya padaku. “Kita lebih baik Sahabatan kaya dulu lagi aja!”Aku memberinya hadiah kenang-kenangan untuknya sebuah kalung. Dan akhirnya Bella dan keluarganya berangkat ke Bandung. Walaupun sedikit kecewa aku tetap merasa beruntung memiliki sahabat seperti Bella. Aku berharap persahabatan kami terus berjalan hingga nanti.
Masalah gue
Hm,, bilang ke dia ngga ya? Tapi gue bener-bener malu banget. Masa gue yang menyatakan duluan? Itu sih namanya nekat. Tapi gue masih plin plan deh suka sama dia / ngga. Bingung gue. Gue pengen jadian sama dia, tapi juga ada ngga kepengen nya. Apa yang harus gue lakukan nih? Tapi misalkan kalo gue ngga buru-buru bilang ke dia, ntar dia malah keburu jadian sama yang lain. Gue kan ngga mau. NGGA BAKAL mau kalo dia jadian sama cewek lain.
What should I do, god? Help me, please.
Buktikan-Dewi Sandra
Ketika ku, ketika kamu
Dalam satu, cinta yang lalu
Saja satu, ku coba untuk
Mengenalmu, membaca kamu
Oh.. lamakah kita bertahan
Setiap tingkahmu membuatku
Bertanya padaku
Apakah kamu benar-benar sayang aku
Tentu saja ku benar sayang kamu
Buktikanlah buktikan
Coba buktikan padaku
Hati ini, cinta ini hanya butuh
Hanya ingin dirimu, dirimu selamanya
Buktikanlah buktikan
Coba buktikan kepadaku
Dua minggu t’lah berlalu, masih saja ku tunggu
Dirimu dari dugaanku, dari p’rasaan burukku
Benarkah aku, salahkah aku
Yang selalu meragukan cintamu
Lamakah kita bertahan
Setiap langkahku membuatku bertanya padamu
Apakah kamu benar-benar sayang aku
Tentu saja ku benar sayang kamu
Buktikanlah buktikan
Coba buktikan padaku
Hati ini, cinta ini hanya butuh
Hanya ingin dirimu, dirimu selamanya
Buktikanlah buktikan
Coba buktikan kepadaku
Ku akan membuktikan
Ku akan menyaksikan
Dan hanya kepercayaan yang bisa
Membuat cinta bertahan selamanya
Selamanya
Apakah kamu benar-benar sayang aku
Tentu saja ku benar sayang kamu
Oh.. Buktikanlah buktikan
Coba buktikan padaku
Hati ini, cinta ini hanya butuh
Hanya ingin dirimu, dirimu selamanya
Buktikanlah buktikan
Coba buktikan kepadaku
Apakah kamu benar-benar
Apakah kamu benar-benar
Apakah kamu benar-benar, sayang padaku..
Apakah kamu benar-benar
Apakah kamu benar-benar
Apakah kamu benar-benar, sayang aku.. ?!
Dalam satu, cinta yang lalu
Saja satu, ku coba untuk
Mengenalmu, membaca kamu
Oh.. lamakah kita bertahan
Setiap tingkahmu membuatku
Bertanya padaku
Apakah kamu benar-benar sayang aku
Tentu saja ku benar sayang kamu
Buktikanlah buktikan
Coba buktikan padaku
Hati ini, cinta ini hanya butuh
Hanya ingin dirimu, dirimu selamanya
Buktikanlah buktikan
Coba buktikan kepadaku
Dua minggu t’lah berlalu, masih saja ku tunggu
Dirimu dari dugaanku, dari p’rasaan burukku
Benarkah aku, salahkah aku
Yang selalu meragukan cintamu
Lamakah kita bertahan
Setiap langkahku membuatku bertanya padamu
Apakah kamu benar-benar sayang aku
Tentu saja ku benar sayang kamu
Buktikanlah buktikan
Coba buktikan padaku
Hati ini, cinta ini hanya butuh
Hanya ingin dirimu, dirimu selamanya
Buktikanlah buktikan
Coba buktikan kepadaku
Ku akan membuktikan
Ku akan menyaksikan
Dan hanya kepercayaan yang bisa
Membuat cinta bertahan selamanya
Selamanya
Apakah kamu benar-benar sayang aku
Tentu saja ku benar sayang kamu
Oh.. Buktikanlah buktikan
Coba buktikan padaku
Hati ini, cinta ini hanya butuh
Hanya ingin dirimu, dirimu selamanya
Buktikanlah buktikan
Coba buktikan kepadaku
Apakah kamu benar-benar
Apakah kamu benar-benar
Apakah kamu benar-benar, sayang padaku..
Apakah kamu benar-benar
Apakah kamu benar-benar
Apakah kamu benar-benar, sayang aku.. ?!
No title
Sumpah, gue hari ini seneeeeng banget. Gue agak deket gimanaaa gitu sama bimbel. Untung gue beli makanan, ck ck ck ternyata makanan yang gue beli adalah makanan keberuntungan, hahaha. Dia minta gitu deh ke gue.. Hahaha pokoknya minggu ini gue seneeeeeeng banget. Kata temen gue[rahasia], bimbel pernah ngeliatin gue. Gue malu sih. Ya tapi mau gimana lagi? Waktu temen gue itu bilang ke gue fly banget. Huaaa, senang sekali saya. Makasih ya temen,, lo emang temen gue yang terbaik, heheh
Kalo gue baca post gue yang ini, pas banget sama lagu yang di blog gue. Yoi ngga? Hahahah
LIA...............
Kemarin gue Lia.. Dan waktu sampe Lia, belom ada siapa-siapa cuman ada gue, della, natasya, sama anak baru yang pake kerudung[gue lupa namanya siapa]. Gue nunggu lama banget[padahal baru nunggu 15 menit]. Gue ngga ada temennya sampe akhirnya Dita dateng. Ah, gue sneng banget udah ada temennya. Terus, dateng beiby, ajeng, dan temen gue yang namanya Raras. habis gitu, cowok2 nya baru dateng.. Ada satu cowok yang namanya denis. Sumpah banget deh, kalo dia dateng, tampangnya tuh kayak habis bunuh orang tapi merasa ngga bersalah gitu.. Di tengah-tengah jam pelajaran waktu nulis article tentang Eiffle Tower, tiba-tiba................. mati lampu. Masa raras takut gitu sih?? Hahaha, gue sih biasa aja. Waktu udah nyala, kegiatan kami berlanjut. Dan di suruh buat e-mail untuk Ms. Ghita. Ada temen gue namanya Jeremi[ngga tau tulisannya], dia nanya berkali-kali ke gue ajaannya Ms. Ghita kayak gimana. Sumpah, kesel banget. Masa nama gurunya sendiri ngga tau sih?
Bel pulang pun berbunyi, dan gue pulang bareng nyokap gue.
Sekian
Terserah deh mau apa judulnya
Waktu pelajaran Mr. Grey, kelas 88 pada ngga mau ngubah posisi duduknya. Ya jadi semuanya duduk berkelompok, bekas pelajaran Matematika, sebelum pelajaran conversation. Di kelompok gue, pada dieeeem aja. Kelompok gue terdiri dari : Gue, Beiby, Dita, Adisti. Dita dari kelas 7 belom ditanya2in tuh sama Mr. Grey. Enak banget lo, dit..
Udah, habis itu bicara tentang musik. Suka nyanyi lagu apa? Penyanyi favorit kita siapa? Nah, terus dikasih tugas nyanyi buat minggu depan. Di kelompok gue milih lagu Que Sera sera-Doris Day. Terus nama kelompoknya "MM Team" Hahahaha.. Aneh banget deh yang nyiptain nama kelompok nya [padahal gue sendiri]..
Oke, sekian.
Oh iya, minggu depan kalo yang menang dapet uang dari Mr. Grey sebesar.........rahasia, heheh.
Udah ah, gue belom ganti baju. Bye
Bye all
Oke, sampe disini postingan hari ini.. Mudah2an kalian ngga bosen waktu visit blog gue ini. Tapi tenang kok, biar kalian ngga bosen, udah gue kasih lagu. Jadi, kalian bisa baca blog gue sambil dengerin lagu. Play nya otomatis kok...
Enjoy oy... Hahaha
Menanti kepulangan papah ku -__-
Kok bokap gue belom dateng ya daritadi? Padahal gue mau nanya cara pr nih. Waduh, mana pr mtk belom dikerjain pula. Gue ngga terlalu ngerti.. Huah, cepat pulang[lagu marcel]..
"Pah, bantuin pr ku dong. Susah nih.. Huhu" [lebe lu, dhir]
I like Blogging
Sekarang, ngga tau kenapa gue lebih suka bolgging daripada twitter dan facebook. Di blog ini gue bisa cerita-cerita. Walaupun ngga ada yang ngeliat, ngga papa. Yang penting blog ini bisa jadi pelampiasan gue. Gue bisa keluarin kata-kata walaupun itu deep atau semacamnya. Biarin
Masalah orang yang gue sukain, gue BENCI, gue sayang, gue sebel, dll. Pokoknya bisa ditemuin semua emosi gue di blog ini deh. See you, guys.....
I love it when I write the stories of mine in this blog, I really love it. :*
Maaf kalo ada kata-kata yang salah
Keyboard gue rusak. Ngga bisa PrintScreen.. Tadinya gue mau printscreen-in postingan gue yang deep abis itu. Eh, malah ngga bisa. Yasudahlah. Ngga papa
New Post
Gue pengen nanya ke dia, tapi gue takut.. Gue pengen nanya kalo dia suka sama siapa. Malah gue pernah nekat banget mau bilang kalo gue suka sama dia, tapi secara langsung gitu. Ah, kalo gitu palingan juga ngga bakal disukain balik sama dia.
Ya tapi gue merasa kalo dia suka gue.[elah, jangan geer woooooooooooy]
Udah lah, terima aja pada kenyataan.
No tittle
Ah, ntar lia pula. Males banget. Oh iya, harus ngerjain tugas dulu dari Miss Ghita. Oke?? Bye bye
Gue ngerasa sih dia suka sama gue, hahaha. Ah, tapi jangan terlalu banyak nyayal deh dhir. Bisa aja ngga? Iya kan? Jangan geer dulu dhir. Tapi gue yakin kalo dia sering banget ngeliatin gue. Huaa, mudah2an dia juga suka gue deh.
AMIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIN
AMIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIN
Aelah, dasar.
Males banget tadi pas pelajaran udiyono. Sebel banget gue. Masa komputer gue eror, terus gue ngerjain di mana coba? Nah, pas ngerjain yang toolbar drawing gue ngerjain di komputernya adisti. Gue sama adisti sih kerja sama buat yang toolbar drawingnya. Nah, pas di tunjukin yang dinilainya cuman adisti. Gimana gua ngga emosi? Masa gue ngga di nilai? Yaudah pak udiyono nanya gue dimana yang punya gue. Nah, disitu lah gue bongung. Padahalkan cuman buat satu[buatan gue dan adisti]. Yaudah, gue disuruh ngulang. Pake cara curanglah gue, gue copas aja, terus dimasukin ke document yang lainnya deh. Hahaha, eh tetep aja pak udiyono ngga percaya. Gue marah2 ke pak udiyono. dan akhirnya dinilai juga deh. Bodo deh nilai gue berapa. Asalkan jangan pelit aja ke gua. Dasar
I want to spend my lifetime loving you
Moon so bright, night so fine
Keep your heart here with mine
Life's a dream we are dreaming
Race the moon, catch the wind
Ride the night to the end
Seize the day, stand up for the light
I want to spend my lifetime loving you
If that is all in life I ever do
Heroes rise, heroes fall
Rise again, win it all
In your heart, can't you feel the glory?
Through our joy, through our pain
We can move worlds again
Take my hand, dance with me
I want to spend my lifetime loving you
If that is all in life I ever do
I will want nothing else to see me through
If I could spend my lifetime loving you
Though we know we will never come again
When there is love, life begins
Over and over again
Save the night, save the day
Save your love, come what may
Love is worth everything we pay
I want to spend my lifetime loving you
If that is all in life I ever do
I want to spend my lifetime loving you
If that is all in life I ever do
I will want nothing else to see me through
If I can spend my life time loving you
Keep your heart here with mine
Life's a dream we are dreaming
Race the moon, catch the wind
Ride the night to the end
Seize the day, stand up for the light
I want to spend my lifetime loving you
If that is all in life I ever do
Heroes rise, heroes fall
Rise again, win it all
In your heart, can't you feel the glory?
Through our joy, through our pain
We can move worlds again
Take my hand, dance with me
I want to spend my lifetime loving you
If that is all in life I ever do
I will want nothing else to see me through
If I could spend my lifetime loving you
Though we know we will never come again
When there is love, life begins
Over and over again
Save the night, save the day
Save your love, come what may
Love is worth everything we pay
I want to spend my lifetime loving you
If that is all in life I ever do
I want to spend my lifetime loving you
If that is all in life I ever do
I will want nothing else to see me through
If I can spend my life time loving you
Untuk seseorang dan orang2 yang deket sama gue
Sumpah ya ternyata di belakang gue, lo LICIK banget sumpah. Selicik apa ya? Pokokmya licik banget deh. Gue jadi agak canggung deh kalo bicara sama lo. Rasanya..... ya gitu deh[susah dijelasin]. Gue aja udah jarang banget bicara sama lo karna lo lebih deket sama blablabla. Gue selalu aja ngga dianggep sama kalian. Waktu itu aja, pas gue sama lo lagi jalan berduaan, yang disapa cuman lo doang. LO DOANG. Gue kan ngga mau digituin. EMANG GUE SALAH APA SIH SAMPE KALIAN NGGA ANGGEP GUE SEBAGAI TEMAN??? HAH?? Apa karna gue jelek, bego, jadi kalian ngga mau ngganggep gue jadi temen kalian. Iya? Gitu kan?? Oke deh, gue akan menjauh sementara dari kalian supaya ngga ada gangguan. GITU KAN MAU KALIAN? BILANG AJA YANG JUJUR SAMA GUE. Gue terima itu semua. Gue terimaaaaaaaaaaa. Ternyata hidup gue ini ngga ada artinya. Gue males. Gue sedih. Dan nyesek banget. Cuman orangtua gue yang care sama gue. Ngga kayak kalian semua yang ngga care sama gue kalo gue ada masalah. Sedangkan kalo blablabla ada masalah, kalian langsung nolong tanpa terpaksa. Sedangkan kalo kalian nolong gue, keliatan banget kalo kalian terpaksa nolong gue. IYA KAN?? Oh iya dan satuhal lagi. Waktu kita lagi main basket, gue juga ngga dianggep sebagai team kalian. Kalian pada ngga mau ngoper bolanya ke gue. Iya memang karena skill gue di basket emang ngga terlalu banyak. Tapimereka-mereka yang skill-nya dibawah gue, langsung dioper ke mereka.
Kalian kalo jadi gue gimana? Ngga mau kan? Ngga mau?
So many homework that I have
Sumpah, pr banyak banget. Ada matematika yang halaman 26 nomor 27-31, Ipa ngerjain latihan bab 2 beserta esay-nya, agama hafalan surat as-syam, ips nyari jenis2 tanah yang ngga ada di buku di internet beserta keterangannya, plkj biografi salah satu gubernur/walikota DKI Jakarta, dan bahasa inggris di buku tulis yang bertema teman itu. Huah gue aja baru ngerjain beberapa. Gue males banget sumpah, woooooooy. Besok ada ulangan biologi, belom belajar pula. Padahal baru 2 minggu masuk, tugas nya udah segudang, gimana udah 1 bulan..... Ck ck ck
Ya Allah, ringankanlah beban ini untuk hambamu yang bertaqwa ini ya Allah. Amin
Ya Allah, ringankanlah beban ini untuk hambamu yang bertaqwa ini ya Allah. Amin
Dasar lo
Dasar maruk lo. Apa-apa yang baru gue temuin, langsung lo embat juga. Yaelah, dasar nyebeliiiiin. Gue ngga suka sama lo.
For my friend[girl]
For my friend[girl]
Ngga jelas
Lagi nonton IMB. Gue pengen yang keluar itu si rumingkang. Gue sih dukungnya HUDSON.. Go hudson!!!
Bye all
Oke, sekian aja deh postingan gue saat ini. Mohon maaf kalo ada kesalahan kata. Oke, bye. Mau pergi makan dulu nih, hmmmm yummy.. Hahaha
Untuk seseorang yang bisa memenuhi kesenangan gue
Gue pengen lo tetep kayak gitu, jangan berubah. Lo tuh lucu Selalu bikin gue tertawa gembira. Gue suka sama lo.. Dan gue harap lo juga suka sama gue. Gue pengeen banget. Dan gue pengen jadian sama lo walaupun kemungkinannya itu kecil. Gue pernah saling suka udah 3 kali[kelas 4, kelas 5, dan kelas 6-7]. 3 orang itu adalaah si pesawat, si gembul, dan si price of glasses[apadah]. Dan itu sama sekali belum jadian. Jadi, kalo lo suka gue juga, itu yang ke 4 kalinya. Gue pengen sama lo. Hati gue cuman ada untuk lo di kelas 8 ini. Karna yang lain bisa aja nyakitin hati gue. Dan gue rasa lo ngga kayak gitu.. Gue percaya sama lo. Huah,, tapi gue ngga tau lo suka gue. Karna ada yang bilang hati lo itu ke blablabla. Heem, tapi gue harus yakin sepenuh hati deh kalo lo itu sebenernya ngga suka sama blablabla.
OK, segini aja. Bye
OK, segini aja. Bye
Tchaikovsky's life

Peter Tchaikovsky is the famous Russian composer who created the Nutcracker Suite. That is the Tchaikovsky remembered by the world. But did you know that before he studied music, he first studied the law? Did you know that he had an odd friendship with a wealthy widow - a friendship to which he consented knowing of the stipulation that they never meet? Did you know he died because he drank unboiled water? These are the lesser known facts about the well known musician.
Even as a boy, Peter Tchaikovsky was said to be emotional, intense, and complex. From his earliest years, Peter's emotions spanned the gamut from extremely happy to intensely depressed. History recalls that Peter Tchaikovsky was a headstrong, impetuous youth. The complex boy became a complex man.
Brilliantly intellectual, Tchaikovsky at first opted to study law. However, well into his law studies, Tchaikovsky determined that the profession was an ill suited choice for someone of his emotional temperament. Fortunately, Peter Tchaikovsky was also talented musically - gifted, in fact - and he was accepted into the Conservatory of St. Petersburg to study music.
Tchaikovsky mastered the fundamentals of composition quickly and began writing original compositions within months of entering the conservatory. It was as if he were driven to write, so many hours did he dedicate to the task. But considering his temperament, it was characteristic of Tchaikovsky - the intensity and the perfectionism. In fact, Tchaikovsky was so intent that his music be his best that if he did not consider a piece perfect, he tore it up.
In 1876, a wealthy widow named Nadejda von Meck heard the music written by the young Tchaikovsky. She was so impressed by it that she offered to financially underwrite his composition efforts. Her only stipulation was that they correspond only in writing and that they never meet in person. Tchaikovsky consented, though the stipulation was odd. And despite the boundary the widow von Meck had set, the friendship flourished. For fourteen years, Tchaikovsky poured out his heart in his letters to the widow, telling her his hopes, frustrations, impressions, and even disappointments. And for fourteen years, her financial assistance allowed Tchaikovsky the freedom to compose. With time, however, Tchaikovsky became a brilliant success and he no longer needed his benefactress's assistance. He never regretted the friendship, though odd in nature, as it had provided him with a source of refreshment and sound advice. The widow von Meck had encouraged him to take the setbacks and successes of his life and use them to produce majestic music in triumph and haunting melodies in the sad times. Successful both in composition and controlling his emotions, Tchaikovsky had at last become a happy man.
Music came first with Tchaikovsky, not only in life, but in death. Engrossed in composition, Tchaikovsky drank water that he had not boiled, a very dangerous thing in those days in Russia. He died of cholera that he contracted as a result of the unclean water. Legend tells us that the piece he was writing remained unfinished.
Mozart's life

One of the most widely appreciated prominent musical maestro ever happened to live in the history, musical genius Mozart was born on 27 January 1756 in Salzburg, Austria to Leopold Mozart, a business-minded composer, violinist and an assistant concertmaster at the Salzburg court and Anna Maria Pertl. He was named Johannes Chrysostomus Wolfgangus Gottlieb Mozart in honor of his grandfather (maternal) and a Saint Johannes Chrysostomus with whom he shared his birth date.
Being born and brought up in a family where music was in air, in life and in dreams of everyone, Mozart was naturally attracted towards music. From his childhood, Wolffanfus learned and developed immense interest in music. When he was just 5 years old, Mozart started composing small and beautiful melodious numbers. Looking at his children's musical talent, Mozart's father decided to use this opportunity to showcase the talent of his children (Wolfgangus and elder daughter Maria Anna "Nannerl") in front of the world. At the age of six (in mid 1763), Mozart and his elder sister performed in many concerts in European Courts (In Paris and London); they also gave performances at major cities where they met many music lovers. They also performed in front of the Bavarian elector, royal families and the Austrian empress. Wolfgangus and his sister played piano and violin and were more than successful to tie their audiences to the chairs.
Soon, Wolfgangus wrote and published his first composition and when he was nine years old he started writing symphonies. Demand for his music show started increasing so much that only nine months after coming back from his tour in 1766, the Mozart family again set for yet another tour of Vienna. However, due to some problems Mozart could not perform in an opera in Vienna.
After coming from the tour of Vienna, Wolfgangus tried to concentrate on improving and learning new skills in music, for this reason he did not plan any tour till 1770. In next three years from 1770 to 1773, Mozart toured Italy three times and gave many outstanding performances. While on tour of Italy, Mozart even wrote two of his famous operas 'Mitridate' and 'Lucio Silla'. Mozart showcased his talent and astonished his audience when he adopted Italian style in his music. Mozart further started his journey of music composition, he wrote set of string quartet and also some symphonies. When Mozart was at Salzburg during the period from 1774 to 1777, he worked as Konzertmeister (Concert Master) at the Prince Archbishop's Court where he performed in some Piano and Violin concerts (about half a dozen piano sonatas), masses, symphonies etc. During the same period, he visited Munich once in 1775 for a premier of his Opera La Finta giardiniera.
Wolfgangus was very ambitious and wanted to attain a very high position in the world of music, he knew that staying in Salzburg it was never possible to achieve what he wanted; in 1777 Mozart left Salzburg with his mother and set for Munich and Mannheim. There he tried his best to find a good post for himself but was never offered one, he then moved to Paris in search of the same. In Paris, Anna Maria (Wolfgangus's mother) died and Wolfgangus became very lonely, here also Wolfgangus could not get any suitable post for himself. After Wolfgangus's all the unsuccessful trials, Leopold called him back to Salzburg, where he managed to arrange a high level post for his son. For next two years, Wolfgangus, worked at Court and played concerts at Courts and Cathedrals. He actively participated in concerts, serenades and also composed music for dramas. He also continued composing and creating symphonies. In 1780 he received the most awaited opportunity to perform in an opera at Munich.
Along with many concerts, operas and music composition for dramas, Mozart also wrote beautiful music compositions, which have become masterpiece of his artwork. Mozart was sent to the court at Vienna where he was not allowed to work for the post he wanted the most, he finally gave up trying to perform at the court in Vienna and got out of the job around 1781. After that period, Mozart received many golden opportunities to make fortune when he created music while he was not at any post. Soon, Mozart started going in public, he played music in public functions, published his work and also started teaching music. Further in 1787, Mozart was offered a minor court post as Kammermusicus, where he wrote dance music for court balls. In year 1782, Mozart married Constanze Weber (younger sister of Aloysia Weber, Mozart’s former lover).
Mozart gained a reasonable popularity by publishing some beautiful sonatas (for violin and piano), music compositions, and by performing in concerts and Operas like 'Die Entfuhrun aus dem Serail' (in 1782, which was one of his most successful operas with many songs in it. NOTE: Mozart wrote serious as well as comic operas (he wrote three comic operas in his life)), he also wrote some quartets, which he had dedicated to his Haydn who appreciated Mozart for his knowledge of music and composition talent. Mozart also gained popularity by managing concerts on his own, without any assistance he not only composed music for the concert but he also managed the orchestra. Mozart earned enough to live a comfortable life, but because of his improper management of money and expenses, he was never able to save money for future and always had to borrow from others when was in need of money.
Mozart spent rest of his life in Vienna; during this period he also visited various places such as Salzburg, Berlin etc. to perform in operas, dramas and concerts. Mozart died on 5 December 1791 in Vienna. (There are different stories regarding the death of musical genius, according to one story he died of the feverish illness (Rheumatic Fever) and according to another he died of poisoning).
Mozart composed hundreds of beautiful and unique music works which include over 20 operas, about 14-15 Masses, 30-40 concerts (piano and violin), 50-60 symphonies, and 20 sonatas etc. Even after his death, Mozart remained and will remain one of the most favorite musicians for millions of his fans.
Apa ajalah
Gue lagi buka youtube, mau ngincer lagu buat dilatih. Dan itu udah kebiasan gue dari kelas 5, hehehe. Nah, pas gue buka lagu Chopin yang judulnya Romantic piano, gue liat gambarnya aa najing berduaan [jantan dan betina] lagi pacaran. Dalam hati gue "Kok gambarnya anjing lagi pacaran sih? Aneh banget coba. Yang lain kek, misalkan nampilinnya yang bisa larut dalam kesedihan" Hahahaha, yaudah kata bokap gue jangan diliatin gambarnya, nanti jadi ngga bisa dinikmatin. Yaudah gue ikutin aja. Gue ngedengerinnya sambil buat post ini deh, hahah gitu deh ceritanya. Ngga jelas kan? Pada ngerti ngga? Pasti ngga deh. Hahah udahlah, biarin
Cerita karangan gue
Gue punya cerita. Karangan gue loh[apadah]. Gini ceritanya..
Pada suatu hari, seorang anak yang bernama Claire dan sahabatnya yang bernama Marie, sedang bercerita di taman yang sangat indaah sekali. Di taman itu ada burung2 yang lucu, kupu2 yang bagus, bunga2 yang indah, pohon yang rindang + sejuk, dan ada juga air mancur dengan suaranya yang seperti gemericik air dan hari pun sedang berawan ditambah dengan jembatan yang melewati sungai yang dilapisi oleh permata dan berlian yang indah.. [Huaa, gue berimajinasi, hahah]. Mereka bercerita tentang orang yang masing2 mereka sukai. Claire menceritakan tentang seorang anak laki2 yang bernama John. Claire menyukai john karena john adalah laki2 yang keren, baik, pinter, putih, tinggi, dan gaul. Tapi temennya yang bernama Calista yang juga temen deket dari Marie ternyata juga sangat menyukai John. Claire sempat bimbang karena dia tidak mau menyakiti perasaan Calista. Walaupun sebenernya Marie tidak tahu kalo Calista menyukai John, tapi ada sahabatnya yang bernama Marie yang telah cerita kepadanya dengan jujur. Tapi Claire tetap tidak akan berhenti menyukai john, karena john sangat berarti untuk claire. Claire sebenernya juga sedih bahwa Calista ternyata telah membohonginya dan bilang kalau dia benar2 tidak menyukai John dan dia sangat mendukung kedekatan Claire dan John.
Keesokan harinya...
Claire tidak menyangka waktu melihat sms dari Calista yang terjantun di Handphone Marie, sahabatnya sendiri. Dia sampai ingin nangis dan bertanya-tanya di dalam hati "Mengapa Marie ini membicarakannya di belakang dan mengapa Marie ternyata lebih mendukung Calista dekat dengan John ketimbang dirinya. Tega sekali" Dan setelah membaca sms itu, Claire akhir2 ini hidup dalam keterpura-puraan. Dia sebenernya tidak ingin lagi menjadi sahabat Marie, tapi itu sulit menghilangkan rasa itu karna dia sudah menjadi sahabat Marie selama kurang lebih 10 tahun. Dan itu memang waktu yang cukup lama untuk memiliki sahabat yang tetap.
Seminggu kemudian saat selesai dari liburan sekolah.
Kriiiiing... Bel sekolah berbunyi dan waktunya sekolah[ya iyalah]. Dan tiba-tiba saat Claire masuk ke dalam kelas, dia sangat senaaaaang sekali sekelas dengan John. Baru pertama kalinya dia sekelas dengan John. Tapi pada waktu yang bersamaan Claire melihat John, tiba-tiba datang Marie dan Calista. Claire sangat kaget sekali melihat mereka jalan akrab berduaan. Mengapanya dia tidak tahu. Dan keluarlah kata-kata
Marie : "Claire, gue mau persahabatan kita putus."
Calista : "Iya, dia lebih memilih aku menjadi sahabatnya ketimbang kamu, dasar"
Marie dan Calista : "Hahahahaha"
Mengapa Marie setega itu dengan sahabat, hm temannya. Dan yang mengagetkannya lagi tiba-tiba..
John : "Halo sayang, gimana liburannya? Seru? Nanti malam dinner berduaan yuk"
Calista : "Eh, halo juga sayang... Seru banget liburanku. Oke jam berapa kita ketemuan?"
John : [sambil merangkul Calista] "Jam 7 malam aja deh. Ketemu ditempat biasa ya, sayang?"
Calista : [mencium pipi John] "Oke sayang, muah"
Claire sangat KAGET. Dan ternyata Calista dan John sudah jadian. Claire benar-benar tidak menyangka. Sesak sekali hatinya melihat orang yang disayanginya[sahabat dan orang yang dia sukai selama 4 tahun] telah pergi darinya.
Sepulang sekolah [di rumah]
Calista mempunyai bakat bermain biola di bidang klasik. Sudah kurang lebih dari umur 5 tahun dia belajar biola dan kini umurnya sudah beranjak 16 tahun. Dia menghabiskan jam-jam dirumah dengan hanya bermain biola tanpa makan dan istirahat[tapi kalo ke toilet sih iya]. Dia memainkan lagu-lagu cipt. Chopin yang sangat menyedihkan baginya. Dan tiba-tiba jantungnya terasa sesak an sangat sakit. Dibawalah Claire oleh orangtuanya ke rumah sakit. Ternyata sudah lama Claire menyembunyikan dari orangtua-nya kalo dia sakit jantung. Orangtua-nya hanya bisa menggeleng kepala. Itulah yang sudah terjadi.
3 tahun kemudian...
Seperti tiga tahun yang lalu, jantungnya sakit dan sesak lagi tapi kini yang lebih parah. Karena tidak sempat membawana ke rumah sakit, ayahnya yang masih di kantor menelepon dokter. Sudah setengah jam diperiksa dokter. Tapi Claire sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakit yang dia rasakan ini. Dan dia meminta maaf ke orangtua nya dan beribicara dari lubuk hatinya yang paling dalam. Saatnya telah tiba......Tuhan mencabut nyawanya. Dan Claire pun meninggal. Tidak ada teman-temannya yang tahu kalau Claire meninggal, bahkan bekas sahabatnya sendiri. Sungguh menyedihkan sekali. Yang melihat penguburannya cuman keluarga besarnya. Tapi sebelum dia meninggal, dia sangat senang karena mempunyai kenangan yang terindah bersama sahabat baiknya di masa lalu.
SELESAI
Especially for you
Especially for you I wanna let you know what I was Going through All the time we were apart I thought Of you You were in my heart My love never changed I still feel the same Especially for you I wanna tell you I was feeling that Way too And if dreams were wings, you Know I would have flown to you To be where you are No matter how far And now that I'm next to you No more dreaming about Tomorrow Forget the loneliness and the sorrow I've got to say It's all because of you And now were back together, Together I wanna show you my heart is oh so true And all the love I have is Especially for you Especially for you I wanna tell you, you mean all the world to me How I'm certain that our love was Meant to be You changed my life You showed me the way And now that I'm next to you I've waited long enough to find you I wanna put all the hurt behind you And I wanna bring out all the love Inside you, oh and Now were back together, together I wanna show you my heart is oh so true And all the love I have is Especially for you You were in my heart My love never changed And now that I'm next to you No more dreaming about Tomorrow Forget the loneliness and the Sorrow I've got to say It's all because of you And Now were back together, together I wanna show you my heart is oh so true And all the love I have is Especially for you Together, together I wanna show you my heart is oh so true And all the love I have is Especially for you
No Me Ames

Dime porque lloras
de felicidad
y porque te ahogas
por la soledad
di porque me tomas
fuerte asi, mis manos
y tus pensamientos
te van llevando
Yo te quiero tanto
y porque sera
loco testarudo
no lo dudes mas
aunque en el futuro
haya un muro enorme
yo no tengo miedo
quiero enamorarme==========quiero enamorarTE
No me ames
porque pienses
que parezco diferente
tu no piensas que es lo justo
ver pasar el tiempo juntos
No me ames
que comprendo
la mentira que seria
Si tu amor no merezco
no me ames
mas quedate otro dia
No me ames
porque estoy perdido
porque cambie el mundo
porque es el destino
porque no se puede
somos un espejo
y tu asi serias
lo que yo de mi reflejo
No me ames
para estar muriendo
dentro de una guerra
llena de arrepentimientos
No me ames
para estar en tierra
quiero alzar el vuelo
con tu gran amor
por el azul del cielo
No se que decirte
esa es la verdad
si la gente quiere
sabe lastimar
Tu y yo partiremos
ellos no se mueven
pero en este cielo
sola no me dejes
No me dejes, no me dejes
no me eschuches
si te digo "no me ames"
no me dejes, no desarmes
mi corazon con ese "no me ames"
No me ames, te lo ruego
mi amargura dejame
sabes bien, que no puedo
que es inutil
que siempre te amare
No me ames
pues te hare sufrir
con este corazon que
se lleno de mil inviernos
no me ames
para asi olvidarte
de tus dias grises
quiero que me ames
solo por amarme
No me ames
tu y yo volaremos
uno con el otro
y seguiremos siempre juntos
este amor es como el sol que sale
tras de la tormenta
como dos cometas
en la misma estela
No me ames
No me ames
No me ames
No, no me ames
No me ames
No me ames
No me ames
Marc:
Tell me why are you crying?
Jennifer:
From happiness.
Marc:
And why are you so choked up?
Jennifer:
Because of loneliness
Marc:
Tell me why are you holding
my hands so tight
And your thoughts seem to carry you away
Jennifer:
I love you so much!
Marc:
And why is that?
Jennifer:
Don't be so crazy and stubborn
Stop doubting me!
Even if the future holds a vast emptiness for me
I'm not afraid
I just want to love you
Marc:
Don't love me
because you think I seem different
Jennifer:
You don't think it's right for us
to spend this time together?
Marc:
Don't love me because I know
what a lie it would be!
Jennifer:
If you don't think I deserve your love
then don't love me
Just stay another day here...
Marc:
Don't love me because I'm lost
because I change the world
because it's destiny
because this is impossible
We are like a mirror image of each other
And you would become what I am.
Jennifer:
Don't love me to be dying
in a war of regret
Don't love me to remain tied to the ground
I want to soar with your love
through the blue sky
Marc:
I don't know what to say
That's the truth
When people want to
they can really hurt you
Jennifer:
When you and I part
they will remain unmoved
But now, in this big sky
don't leave me all alone
Marc:
Don't leave me...don't leave me
Don't listen when I say "Don't love me"
Jennifer:
Don't leave me
Stop breaking my heart with that
"Don't love me"
Marc:
Don't love me, I'm begging you
Leave me with my bitterness
Jennifer:
You know very well I can't do that
That it's useless,
That I'll always love you
Marc:
Don't love me
I'll only make you suffer
with this heart that is full of a thousand winters
Jennifer:
Don't love me
to forget your sad grey days
I want you to love me
because you love me
Marc:
Don't love me
You and I will soar with each other
and continue together forever
Jennifer:
This love is like the sun
that comes out after a terrible storm
Both:
Like two comets in the same galaxy
Marc:
Don't love me
Jennifer:
Don't love me
Marc:
Don't love me,,,
*dari gue sendiri : padahal gue juga ngga ngerti artinya apa. Heheheh apadah
Penipuan
Gue lari pagi bareng bokap, nyokap, dan adek gue. Nah, pas lagi ada di deket salah satu rumah di Tamas Cikas[Galaxy], gue ngeliat kucing warnanya putih semua[baca:putih polos] dari sisi kiri. Tuh kucing lagi mandi gitu, gue bilang ke bokap gue kalo ada kucing putih polos lagi mandi di depan rumah majikannya. Suddenly, waktu kucingnya udah bangun dari posisi duduknya, dia berdiri dan balik arah[baca:dilihat dari sisi kanan], ternyata warnanya ngga putih polos. Ada 1 bontol hitam di badannya, dan warna kuning dan hitam di buntutnya.. Hahaha, nipu bener tuh kucing. Ck ck ck
Just picture

Sumpah ya, gue sebel banget sama lo. Ngomong nya cuman di belakang. PENGECUT lo dasar. Walaupun masalah si bajingan itu udah selesai tapi kenapa sih lo masih ngungkit2 aja. Najis lo. Dasar fvck, jablay, caper. Mau lo sebenernya apa sih? Gue ngga mau kalo kayak gini terjadi lagi. Apa lagi tentang si bajingan itu. Kesel tau ngga sih? Lo tau ngga kalo gue sebenernya keseeeel sama lo. Gue sedih banget. Huaa Oh iya, terus mentang-mentang lo masih ngungkit si bajingan itu,lo itu ngga anggep gue sebagai teman. Walaupun temen biasa, lo juga ngga pernh satu kali pun nganggep gue sebagai temen lo. Ngerti ngga lo? Njing
Menurut lo?
Hell-o... Follow/add my :
*Twitter : @AnisNadhira
*Facebook : Anis Nadhira
*Formspring : AnisseNadhirae
*Plurk : AnisNadhira
*Blog : classicaldhira
Please.........
Sorry deh, bu.. Hahaha
Hoei semuanya, gue punya suatu kenangan nih yang pengen gue ceritain. Yaitu kenangan yang kocak. Hahaha, dan ngga bakal gue lupain seumur hidup gue. Saking kocaknya, LOL.
Hahaha[ketawa dulu], waktu habis pulang dari PP IPTEK, gue capek banget. Tidur dulu deh kalo gitu. Nah, habis bangun tidur, gue diajak ayah gue olahraga gitu deh pokoknya. Tadinya sih gue ngga mau, tapi karna di rumah gue merasa bosan, gue ikut. The story begin : Setelah melewati berkilo-kilo meternya jalan, gue bertemu dengan makhluk, yaitu kucing. Kucingnya sumpah lucu banget. Terus gue bilang sambil nunjuk-nunjuk ke arahnya, "Ih, GENDUT, lucu deh. Haahaha, gendut banget." Terus setelah 3 meter melewati kucing, ayah gue bilang sesuatu sama gue. feeling gue jadi takut. Dan ternyata, di seberang jalan ada ibu-ibu GENDUT lagi nyapu di depan rumahnya. Dan waktu gue bilang seperti kata gue tadi, ternyata tuh ibu-ibu GENDUT ngeliat gue, dan kata ayah gue sih sambil melotot. Ih, geer banget sih, siapa yang bilang ibu GENDUT[walaupun sebenernya sih iya]? Gue kan bilang kucingnya yang gendut.. HAHAHAHAHA, yaudah sorry deh bu kalo menyinggung perasaan. Makanya jangan GENDUT dong kalo ngga mau tersinggung.
"Finish"
*catatan : Itu semua gue ringkas. Soalnya ada beberapa kata yang gue susah jelasin ke kalian, hahaha.
All about PIANO
Piano adalah alat musik yang dimainkan dengan jari-jemari tangan. Pemain piano disebut pianis.
Pada saat awal-awal diciptakan, suara piano tidak sekeras piano abad XX-an, seperti piano yang dibuat oleh Bartolomeo Cristofori (1655 – 1731) buatan 1720. Pasalnya, tegangan senar piano kala itu tidak sekuat sekarang. Kini piano itu dipajang di Metropolitan Museum of Art di New York.
Meskipun siapa penemu pertama piano, yang awalnya dijuluki gravecembalo col piano e forte (harpsichord dengan papan tuts lembut dan bersuara keras), masih menjadi perdebatan, banyak orang mengakui, Bartolomeo Cristofori sebagai penciptanya. Piano juga bukan alat musik pertama yang menggunakan papan tuts dan bekerja dengan dipukul. Alat musik berprinsip kerja mirip piano telah ada sejak 1440.
Piano sendiri lahir dari keinginan untuk menggabungkan keindahan nada clavichord dengan kekuatan harpsichord. Hasrat itu mendorong Marius dari Paris (1716), Schroter dari Saxony (1717), dan Christofori (1720) dari Padua, Italia, untuk membuat piano. Namun, hasil utuh dan lengkap cuma ditunjukkan Bartolomeo Christofori. Dari piano ciptaan pemelihara harpsichord dan spinet (harpsichord kecil) di Istana Florentine - kediaman Pangeran Ferdinand de’Medici - inilah piano modern berakar.
Pada pertengahan abad XVII piano dibuat dengan beberapa bentuk. Awalnya, ada yang dibuat mirip desain harpsichord, dengan dawai menjulang. Piano menjadi lebih rendah setelah John Isaac Hawkins memodifikasi letaknya menjadi sejajar lantai. Lalu, dengan munculnya tuntutan instrumen musik lebih ringan, tidak mahal, dan dengan sentuhan lebih ringan, para pembuat piano Jerman menjawabnya dengan piano persegi. Sampai 1860 piano persegi ini mendominasi penggunaan piano di rumah.
Rangka untuk senar piano pertama menggunakan rangka kayu dan hanya dapat menahan tegangan ringan dari senar. Akibatnya, ketika pada abad XIX dibangun gedung-gedung konser berukuran besar, suara piano tadi kurang memadai. Maka, mulailah dibuat piano dengan rangka besi. Sekitar tahun 1800 Joseph Smith dari Inggris membuat suatu piano dengan rangka logam seluruhnya. Piano hasil inovasinya mampu menahan tegangan senar sangat kuat, sehingga suara yang dihasilkan pun lebih keras. Sekitar 1820, banyak pembuat menggunakan potongan logam untuk bagian piano lainnya. Pada 1822, Erard bersaudara mematenkan double escapement action, yang merupakan temuan tersohor dari yang pernah ada berkaitan dengan cara kerja piano.
Dalam perkembangannya, sebelum memiliki 88 tuts seperti sekarang, piano memiliki lima oktaf dan 62 tuts. Ia juga dilengkapi dengan pedal. Semula pedal itu digerakkan dengan lutut. Namun, kemudian pedal kaki yang diperkenalkan di Inggris menjadi populer hingga sekarang.
Sejumlah pengembangan berlanjut pada abad XIX dan XX. Tegangan senar, yangg semula ditetapkan 16 ton pada tahun 1862, bertambah menjadi 30 ton pada piano modern. Hasilnya adalah sebuah piano dengan kemampuan menghasilkan nada yang tidak pernah dibayangkan Frederic Chopin, Ludwig van Beethoven, dan bahkan Franz Liszt.
Sebuah perkembangan nyata di abad XX (berawal di tahun 1930-an) adalah kehadiran piano elektronik (atau piano listrik), yang didasarkan pada teknologi elektroakustik atau metode digital. Nada suaranya terdengar melalui sebuah amplifier dan loudspeaker.
Dari sisi mutu suara, piano elektronik nyaris tak ada bedanya dengan piano biasa. Perbedaan terletak pada berbagai fitur yang melengkapinya. Fitur itu tentu tidak ada sama sekali dalam piano biasa. Misalnya, bisa dihubungkan dengan perangkat MIDI, komputer, alat rekam; memiliki pengatur volume, tusuk kontak untuk pendengar kepala; dan sebagainya.
Chopin's life

Frederic Francois Chopin, Polish-born composer and renowned pianist, was the creator of 55 mazurkas, 16 polonaises, 26 preludes, 27 etudes, 21 nocturnes, 4 ballads, and 4 scherzos. But did you know that Chopin's teacher was disappointed in him because he never wrote a Polish opera? And what of his national allegiance? Did you know that Chopin's family was of French lineage? Did you know that he was buried in Paris but asked that Polish soil be sprinkled over his grave? These are but a few of the lesser-known facts about the well-known musician.
Chopin was born Frederic (spelled in Polish as Fryderyk) Francois (French) Chopin, his very name indicative of the blended impact two countries made on the precocious musician's life. His father, Nicholas Chopin, was a French tutor to many aristocratic Polish families, later accepting a position as a French teacher at the Warsaw Lyceum.
Although Chopin later attended the Lyceum where his father taught, his early training began at home. This included receiving piano lessons from his mother. By the age of six, Chopin was creating original pieces, showing innate prodigious musical ability. His parents arranged for the young Chopin to take piano instruction from Wojciech Zywny.
Zywny taught the boy the work of classical composers Bach, Mozart, and Beethoven, but with an ear open and sympathetic to the individualism infiltrating the music of a dawning Romantic Period. Artistically, this period represented an era dedicated to the creation of ideas and impressions, beauty, imagination and sentiment. The music synonymous with this time was intensely personal and emotional. Emphases were placed on color, tone, and dynamics, a rather impressive outbreak from the "follow the rules" Classical Period with its focus on structure and form. Wojciech Zywny's tutelage influenced the young Chopin perhaps immeasurably, as Chopin's compositions were Romantically expressive and emotional, yet defined by a purity derived from the Classical Period before him.
When Chopin was sixteen, he attended the Warsaw Conservatory of Music, directed by composer Joseph Elsner. Elsner, like Zywny, insisted on the traditional training associated with Classical music but allowed his students to investigate the more original imaginations of the Romantic style as well.
As often happened with the young musicians of both the Classical and Romantic Periods, Chopin was sent to Vienna, the unquestioned center of music for that day. He gave piano concerts and then arranged to have his pieces published by a Viennese publishing house there. While Chopin was in Austria, Poland and Russia faced off in the apparent beginnings of war. He returned to Warsaw to get his things in preparation of a more permanent move. While there, his friends gave him a silver goblet filled with Polish soil. He kept it always, as he was never able to return to his beloved Poland. His family forbade him to come home, fearful for his safety.
French by heritage, and desirous of finding musical acceptance from a less traditional audience than that of Vienna, Chopin ventured to Paris. Interestingly, other young musicians had assembled in the city of fashion with the very same hope. Chopin joined Franz Liszt, Hector Berlioz, Felix Mendelssohn, Vincenzo Bellini, and Auguste Franchomme, all proponents of the "new" Romantic style.
Although Chopin did play in the large concert halls on occasion, he felt most at home in private settings, enjoying the social milieu that accompanied concerts for the wealthy. He also enjoyed teaching, as this caused him less stress than performing. Chopin did not feel that his delicate technique and intricate melodies were as suited to the grandiose hall as they were to smaller environments and audiences.
News of the war in Poland inspired Chopin to write many sad musical pieces expressing his grief for "his" Poland. Among these was the famous "Revolutionary Etude." Plagued by poor health as well as his homesickness, Chopin found solace in summer visits to the country. Here, his most complex yet harmonic creations found their way to the brilliant composer's hand. The "Fantaisie in F Minor," the "Barcarolle," the "Polonaise Fantaisie," "Ballade in A Flat Major," "Ballade in F Minor," and "Sonata in B Minor" were all products of the relaxed time Chopin enjoyed in the country. Prolific as this might seem, Chopin's earlier teacher, Elsner, voiced his disappointment in Chopin's inability to create an opera for the sake of Poland.
As the war continued in Warsaw and then reached Paris, Chopin retired to Scotland with friends. Although he was far beyond the reach of the revolution, his melancholy attitude did not improve and he sank deeper into a depression. Likewise, his health did not rejuvenate either. A window in the fighting made it possible for Chopin to return to Paris as his health deteriorated further. Surrounded by those that he loved, Frederic Francois Chopin died at the age of 39. He was buried in Paris.
Chopin's last request was that the Polish soil in the silver goblet be sprinkled over his grave.
Aneh
Di malam yang sunyi itu, waktu gue main twitter, kedengerannya sih ayah gue lagi nonton bola. Eh taunya nonton yang masalahnya Cut Tari di tvone, hahahaha.
:'{
Gila, lagunya bagus banget. Tapi sedih sih. Seperti layaknya hati yang sedang tercabik-cabik. Itu adalah lagu yang menurut gue adalah lagu yang menyimpulkan kehidupan gue selama ini. Lagu nya lihat aja di youtube. Nih, gue kasih web nya : http://www.youtube.com/watch?v=kkAQAclZfS8&feature=related judulnya Serenade of Water. Walaupun gue ngga bisa mainin lagunya, tapi itu menyayat hati gue banget. Huaa, cuman gue aja yang tau. Oh iya lagunya ada juga yang judulnya Nocturne. Webnya : http://www.youtube.com/watch?v=cectrAqFSZQ . Sekarang sih lagi gue pelajarin lagunya. Walaupun bau setengah bagian gue pelajarin, setiap kali main gue selalu aja nangis sampe keluar air mata [ya iyalah]. Gue selalu ngebayangin kehidupan gue yang ngga karuan.Menbayangkan dan membayangkan terus. Kemarin waktu mau tidur, gue dengerin lagu nocturne sampe kebawa mimpi. Dan ternyata mimpi gue sedih banget, gue nangis beneran tau ngeluarin air mata segala dan gue-nya terisak-isak. Sampe waktu bokap bangunin gue, bokap gue nanya kenapa nangis? Dan gue ceritain deh ke bokap gue kalo gue mimpi sedih.
Menurut lo?
Ngga tau kenapa ya? Akhir-akhir ini gue selalu murung tanpa alasan. Haa, pokoknya gue tiba-tiba tuh bisa nangis. Ngga tau kenapa. Kenapa ya? Yap, gue tuh selalu ngga dapet perhatian dari....... kayaknya sih temen-temen gue. Gue selalu dicampakkan kalo gue lagi bilang sesuatu, dan salah satunya yang gue paling sebelin yaitu si ______________. Ah, terus pokoknya gue sedih juga gara-gara ya gitu deh. banyak banget hal yang rahasia, jadi gue ngga bisa bilang disini. Dan kayaknya gue adalah ORANG YANG PALING TIDAK DISENANGI DI SEKOLAH . Gue males banget kalo udah kayak gini, sumpah rasanya pengen keluar air mata, yang istilahnya adalah MENANGIS. Huaah, ternyata liburan kali ini adalah liburan yang paling menyedihkan kalo menurut gue.
Perasaan gue
Hai readers, ini bukan tentang suka-sukaan, tapi tentang bagaimana perasaan gue kalo main setiap lagu klasik..
Kalo gue lagi sedih, gue suka main Pathetique sonata, moonlight, funeral march, / barcarolle. Di saat gue lagi mainin itu semua, ngga tau kenapa gue selalu mendalami, sampe-sampe bisa nangis. Waktu bude gue meninggal, gue main moonlight sampe nangis, karena apa? Karena itu bude gue yang paling baik, jaraaaang banget marah sama gue, dll. Kenapa sih harus meninggal? kenapa? Gue ngga nyangka. Waktu denger dari papah, gue langsung nyesek banget, gilaa. Huaah, sedih banget. Tuh kan gue keluar air mata lagi waktu nulis entri ini. Beneran deh. Gue ngga bisa nahan air mata gue keluar, sedih rasanya jika hidup sebagai bude gue. Bude gue selalu dimarahin sama Pade gue, padahal bude ngga salah apa-apa. Gue ngeliatnya kasiaaan banget. Udahlah pokoknya begitu
Kalo lagi gembira, senang, gue mainin lagu yang march. Like turkish march. Gue selalu menumpahkan isi hati gue ke lagu itu. Oh iya, gue kalo lagi seneng juga suka main Sonatina. Sonatina lagu yang temponya cepat. Jadi bisa gue nikmatin. Yang bernuansa blues juga bisa, yaitu "The Crave". Tau kan? Paling cuman adisti yang tau, hahaha.
Udah giu aja. Maaf kalo ada salah penulisan dan maaf kalo ngga terlalu jelas. hahaha bye
Oops, sampe lupa..
Kalo lagi kesel{nah, akhirnya}, gue mainin lagu phantasie. Kalo habis dimarahin ayah / ibu gue, gue langsung deh main piano. Kesel banget rasanya. Huaaa, / ngga gue cari lagu yang dinamiknya kebanyakan yang Fortesissimo>>Dipencetnya keras.
Nah, ini udah semuanya. Bye readers
Kalo gue lagi sedih, gue suka main Pathetique sonata, moonlight, funeral march, / barcarolle. Di saat gue lagi mainin itu semua, ngga tau kenapa gue selalu mendalami, sampe-sampe bisa nangis. Waktu bude gue meninggal, gue main moonlight sampe nangis, karena apa? Karena itu bude gue yang paling baik, jaraaaang banget marah sama gue, dll. Kenapa sih harus meninggal? kenapa? Gue ngga nyangka. Waktu denger dari papah, gue langsung nyesek banget, gilaa. Huaah, sedih banget. Tuh kan gue keluar air mata lagi waktu nulis entri ini. Beneran deh. Gue ngga bisa nahan air mata gue keluar, sedih rasanya jika hidup sebagai bude gue. Bude gue selalu dimarahin sama Pade gue, padahal bude ngga salah apa-apa. Gue ngeliatnya kasiaaan banget. Udahlah pokoknya begitu
Kalo lagi gembira, senang, gue mainin lagu yang march. Like turkish march. Gue selalu menumpahkan isi hati gue ke lagu itu. Oh iya, gue kalo lagi seneng juga suka main Sonatina. Sonatina lagu yang temponya cepat. Jadi bisa gue nikmatin. Yang bernuansa blues juga bisa, yaitu "The Crave". Tau kan? Paling cuman adisti yang tau, hahaha.
Udah giu aja. Maaf kalo ada salah penulisan dan maaf kalo ngga terlalu jelas. hahaha bye
Oops, sampe lupa..
Kalo lagi kesel{nah, akhirnya}, gue mainin lagu phantasie. Kalo habis dimarahin ayah / ibu gue, gue langsung deh main piano. Kesel banget rasanya. Huaaa, / ngga gue cari lagu yang dinamiknya kebanyakan yang Fortesissimo>>Dipencetnya keras.
Nah, ini udah semuanya. Bye readers
Gue sebel
Ih, kenapa sih setiap kali gue bilang halo ke dia ngga dibales, di mention juga ngga dibales. Why? Lo udah ngga kenal gue lagi / lo lagi sebel sama gue / lo lagi keenakan ngobrol gitu sama Boeing? hah? Padahal kan kita saling kenal. Sombong lo dasar. Dasar antik{namanya}. Please dong jangan bikin gue sebel. Giliran tari, mentionnya di bales. Gue? Apa coba? Gue sih ngga jealous / gimana, tapi gue liat lo sama Boeing bilangnya "aku kamu" terus. Dan ngga ada hentinya, sampe-sampe gue bosen liat di timeline gue. Isinya lo sama boeing semuaaaa. Gila ah.. Gue udah berusaha nunggu jawaban lo, tapi walaupun udah 1 jam, ngga dibales juga. F*** you b*t*h... Go to the hell
Langganan:
Postingan (Atom)